Jumat, 11 November 2011

Jurnal Akuntansi

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2005-2007
Sony Abimanyu Tarigan
Fakultas Ekonomi Sumatera Utara

Hasan Sakti Siregar
Fakultas Ekonomi Sumatera Utara


ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the effect of structure of asset, profitability, operating leverage, likuidity, and growth sales to capital structure company. This research can explain the decision making about the source of funds used by the manufacture companies listed in JSX for period 2005-2007. Those variabels are chosen in relation to the asumptions of pecking order theory and trade off theory. The data used are in form of financial ratios from 99 companies during 2005-2007. The statistical methods use in this research are simple regression  and multiple regressions. The result of this research shows that only structure of asset has insignificant effect to capital strucuture, whereas profitability, operating leverage, likuidity and growth sales have significant efect to capital structure.

Keywords: Capital Structure, Pecking Order Theory, Trade off Theory.

                                                                                                                                                                          I.   Pendahuluan

      Perkembangan kondisi perekonomian global yang semakin pesat merupakan suatu tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan untuk selalu melakukan penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab tantangan dan peluang tersebut. Salah satu kebijakan tersebut berkaitan dengan masalah pendanaan. Pendanaan digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan baik yang bersifat operasional maupun non operasional. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat berasal dari dalam perusahaan (modal sendiri) maupun luar perusahaan (modal asing). Semakin besar pemenuhan pendanaan yang berasal dari internal perusahaan maka akan semakin mengurangi ketergantungan perusahaan dengan pihak luar. Hal tersebut sesuai dengan  keputusan pendanaan  pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internal perusahaan bila dibandingkan dengan pendanaan dari luar perusahaan. Namun dengan semakin luasnya skala bisnis perusahaan mengakibatkan sumber pembiayaan internal sering kali tidak mencukupi, untuk itu perusahaan dituntut untuk mencari sumber pembiayaan lain selain yang berasal dari internal perusahaan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Hasley (2005) perusahaan mempertimbangkan beberapa hal dalam mencari pasar keuangan, meliputi jumlah pendanaan yang diperlukan, sumber pendanaan, waktu pembayaran kembali, dan struktur perjanjian pendanaan. Pendanaan yang berasal dari eksternal perusahaan merupakan alternatif selain dari sumber pendanaan internal perusahaan. Pendanaan yang  berasal dari eksternal perusahaan dapat berupa hutang (debt financing) maupun berasal dari penerbitan saham (external equity financing).
      Keputusan pendanaan keuangan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasi perusahaan dan juga terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Sehingga keputusan pendanaan akan berpengaruh terhadap posisi finansial perusahaan yang berujung pada nilai perusahaan dimata investor maupun calon investor. Oleh karena itu manajemen perusahaan maupun kreditur  harus mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah pendanaan tersebut. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan, maka dapat dijadikan sebagai alat evaluasi baik bagi pihak manajemen perusahaan maupun oleh investor dalam melakukan suatu keputusan bisnis.  
      Struktur modal merupakan suatu cerminan bagaimana kebijakan pendanaan perusahaan dibuat, hal ini dapat dilihat dari jenis sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan karena masalah struktur modal memiliki keterkaitan yang erat dengan kapitalisasi perusahaan. Kebijakan mengenai struktur modal berkaitan dengan trade off  antara resiko dengan tingkat pengembalian-penambahan hutang. Resiko yang semakin tinggi akibat membesarnya hutang akan cenderung untuk menurunkan harga sahamnya, sebaliknya meningkatnya tingkat pengembalian akan meningkatkan harga saham perusahaan. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara resiko dengan tingkat pengembalian sehingga dapat memaksimumkan harga saham perusahaan. Dengan mengetahui apa dan bagaimana faktor-faktor yang paling mempengaruhi stuktur modal diperusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia maka dapat membantu manajer perusahaan pada khususnya  dalam membuat suatu keputusan bagaimana seharusnya pemenuhan kebutuhan dana perusahaan. Kebijakan pemenuhan dana tersebut ditujukan untuk mencapai struktur modal yang optimal, sehingga tujuan manajemen untuk memakmurkan pemegang saham dapat tercapai.
       Mengingat keputusan pendanaan merupakan hal yang penting yang secara langsung dapat mempengaruhi nilai perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Oleh sebab itu, peneliti memilih judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005-2007”

                                                                                                                                                               II.   Tinjauan Pustaka

A.     Teori Struktur Modal
   Menurut Horne dan Waschowicz (1997:11) Kesejahteraan pemegang saham ditunjukkan oleh harga pasar per saham, yang pada akhirnya merupakan refleksi dari keputusan investasi, pendanaan dan manajemen aktiva. Struktur modal bagi pemegang saham dapat memberikan suatu informasi memadai mengenai bagaimana kepentingan mereka di akomodir oleh perusahaan.
1)   Pendekatan Tradisional
Fokus dalam pendekatan tradisional adalah bagaimana mencapai suatu struktur modal yang optimal dalam perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001:45) Struktur modal yang optimal suatu perusahaan adalah kombinasi dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Menurut Hanafi (2004:297) Perusahaan dapat melakukan perubahan struktur modal untuk mencapai struktur modal yang optimal dalam perusahaan.
2)   Pendekatan Mogdilliani dan Miller
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:286) teori tersebut memberi hasil bahwa teori struktur modal yang optimal didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan dari pembiayaan dengan pinjaman. Sundjaja mengasumsikan bahwa manfaat utama dari pembiayaan dengan modal pinjaman adalah perlakuan pajak dari pemerintah yang mengizinkan bahwa pembayaran bunga atas pinjaman dapat dikurangi dalam menghitung pendapatan kena pajak.
3)    Teori Trade Off
Menurut Brigham dan Houston (2001:34)  teori trade off mengemukakan bahwa perusahaan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan utang dengan suku bunga dan biaya kebrangkutan yang lebih tinggi. Perusahaan diharuskan mempertimbangkan antara resiko kebangkrutan antar pembiyaan dengan menggunakan hutang dengan pembiyaan dengan penerbitan saham.  Menurut Horne dan Waschowicz (1997:215) semakin singkat jadwal maturitas kewajiban hutang perusahaan semakin besar resiko perusahaan tidak dapat membayar pokok pinjaman dan bunga sehingga dapat mempengaruhi resiko perusahaan.
4)    Pecking Order Theory
Hanafi (2005:313) menyimpulkan berdasarkan teori tersebut bahwa kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Perusahaan akan berusaha untuk memenuhi berdasarkan investasi yang diperlukan, dengan pemenuhan dana yang berasal dari internal perusahaan.
5)   Agency Theory
Menurut Sundjaja dan Berlian (2003:301)  masalah perwakilan timbul bukan saja karena adanya hubungan antara pemilik dan manajer tetapi juga karena adanya hubungan antara pemilik dengan pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman menyediakan modal bagi perusahaan dengan maksud untuk dapat memenuhi kebutuhan perusahaan
6)   Teori Asimetri: Informasi dan Signalling
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:315) informasi Asimetri terjadi pada suatu situasi di mana manajer dari suatu perusahaan memiliki lebih banyak informasi tentang operasi perusahaan dan prospek masa depan perusahaan dibandingkan dengan investor.Sedangkan teori signalling menurut Houston dan Brigham (2001:36) adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberi suatu petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.

B.     Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
1)      Struktur Aktiva
Menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan suatu perbandingan antara total hutang jangka panjang perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki. Pengukuran struktur aktiva dapat dilakukan dengan melihat proporsi aktiva tetap perusahaan terhadap total aktiva perusahaan secara keseluruhan. Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Rasio Tangibility of Asset =   Fix Asset              100%  
                                                                      Total Asset
2)      Profitabilitas
Rasio profitablitas menurut Horne dan Waschowicz (1997:135) adalah rasio yang membandingkan laba dengan penjualan dan investasi. Profitbilias dalam hal ini diukur dengan membandingkan laba dengan setelah pajak dengan total asset. Dalam penelitian ini profitabilitas perusahaan diukur dengan menggunakan rasio ROI (Return On Investment) yang menggambarkan seberapa besar kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba yang dilakukan dengan memaksimalkan struktur modalnya. Rasio tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:
ROI (Return On Investment) =    Nett Profit     100%
                                                                             Tottal Asset
3)      Operating Leverage
Menurut Hanafi (2004:327) Operating Leverage bisa diartikan sebagai seberapa besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Sedangkan menurut  Brigham dan Houston (2001:9) jika sebagian besar dari total biaya perusahaan adalah biaya tetap maka perusahaan itu dikatakan leverage operasi. Perhitungan operating leverage dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan degree of operating leverage yaitu membandingkan perubahan antara EBIT dengan perubahan penjualan dalam perusahaan. Perhitungan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:

                                                                   Ebit (t)-Ebit (t-1)
                                   Degree of operating leverage  =               Ebit (t-1)
                                                                Sales(t)-Sales(t-1)
                                                                   Sales (t)
4)      Likuiditas
Analisis Likuiditas menurut Wild (2005:38) yaitu untuk mengevaluasi kemampuan pemenuhan kewajiban jangka pendek perusahaan. Dalam penelitian ini untuk menilai likuiditas perusahaan digunakan rasio lancar yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:
                                                       Current Ratio(CR) =     Current Asset     x  100%
                                                                                 Current Liabilities
5)      Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan berkaitan dengan bagaimana terjadinya stabilitas peningkatan penjualan kedepan. Menurut Horne (2001:39) Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Pertumbuhan penjualan dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan penjualan dari satu periode keperiode berikutnya. Pertumbuhan penjualan dapat diformulasikan sebagai berikut:  
                                                      Growth Sales   =      Sales (t)-Sales (t- 1)
                                                                               Sales (t-1)
C.     Kerangka Konseptual
Tangibility of asset merupakan gambaran struktur aktiva dalam suatu perusahaan yang merupakan komposisi perbandingan antara jenis-jenis aktiva perusahaan. Perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan jumlah aktiva tetap perusahaan memiliki dampak terhadap struktur modal perusahaan. Menurut Birgham Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak hutang. Teori ini mengemukakan bahwa perusahaan yang sebagian besar aktivanya terdiri dari aktiva lancar akan cenderung menggunakan hutang sedangkan  perusahaan yang jumlah aktiva tetapnya lebih banyak akan cenderung untuk menggunakan modal sendiri. Return On Investment menjelaskan tingkat pengembalian yang didapat dari investasi yang ditanamkan oleh perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian yang didapat oleh perusahaan dari investasi yang ditanamkan maka penggunaan hutang perusahaan relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi terhadap investasi yang ditanamkan oleh perusahaan memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaannya menggunkan dana internal perusahaan yang  berasal dari tingkat pengembalian atas investasi tersebut. Degree of Operating Leverage, menurut Warsono (2003:213) analisis leverage operasi digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menggunakan biaya operasi tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap pendapatan sebelum bunga dan pajak. Perusahaan yang memiliki jumlah leverage operasi yang besar maka akan memiliki resiko bisnis yang tinggi akibat pengaruh yang sensitif dari fluktuasi penjualan. Leverage operasi perusahaan yang kecil akan mengakibatkan leverage keuangan yang besar, karena kreditor cenderung memberikan pinjaman bagi perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang kecil. Current Ratio merupakan salah satu rasio keuangan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Current Ratio menggambarkan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dituntut untuk membuat rasio likuiditas perusahaan bagus baik dimata investor maupun kreditur. Rasio likuiditas yang baik membuat suatu jaminann bagi investor untuk melakukan investasi diperusahaan tersebut sehingga dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan. Growth Sales,  menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Kinerja perusahaan dapat dilihat tingkat pertumbuhan penjualan yang relatif stabil dari tiap-tiap periode, dengan stabilnya tingkat pertumbuhan penjualan maka perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman untuk memenuhi kegiatan pendanaannya baik dari investor maupun kreditor.

 


















D.       Hipotesa Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Struktur Aktiva (Tanggiblity of Asset), Profitablitas (Profitability), Operating Leverage, Likuiditas, dan Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales) berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal perusahaan baik secara simultan maupun parsial.




                                                                                                                                                          III.   Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah  “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang  terdaftar (listing) di Bursa Efek Jakarta selama tiga tahun berturut-turut yaitu: 2005, 2006 dan 2007. Dimana perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dipublikasikan didalam Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama tahun 2005, 2006 dan 2007. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penarikan sampel acak terstruktur (stratified random sampling). Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004:328)  stratified random sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam beberapa subkelompok yang disebut strata, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing stratum. Pengambilan sampel dari tiap-tiap stratum menggunakan teknik proporsional. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Data ini merupakan data sekunder yaitu data yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Pada penelitian ini data sekunder didapat dari dalam bentuk dokumentasi yaitu data yang diterbitkan oleh pihak-pihak berkompeten melalui data laporan keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahunnya dalam bentuk cetakan (ICMD) maupun dwonload internet. Data-data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian:
1.   informasi mengenai total aktiva perusahaan,
2.   informasi mengenai jumlah aktiva tetap perusahaan,
3.   informasi mengenai ROI perusahaan,
4.   informasi mengenai total penjualan perusahaan,
5.   informasi mengenai EBIT perusahaan,
6.   informasi mengenai likuiditas perusahaan,
7.   informasi mengenai jumlah kewajiban perusahaan.

                                                                                                                                                 IV.   Analisis Hasil Penelitian
A.  Pengujian Aumsi Klasik
Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator/BLUE).
1.   Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, dengan membuat hipotesa sebagai berikut:
Ho : data residual  terdistribusi normal
Ha: data residual terdistribusi tidak normal
  Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov(K-S) dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut:
H0: data terdistribusi normal
Ha: data residual terdistribusi tidak normal.
Penulis melakukan transformasi data untuk melihat kenormalan data penelitian.

Setelah dilakukan transformasi data maka hasil uji Kolmogorov-Smirnov seperti terlihat dalam tabel 4.3 menunjukkan nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.225 maka H0 diterima dan data berdistribusi normal.
2.   Uji Multikolineritas
Menurut Ghozali (2005:91)Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari:
a      nilai tolerance dan lawannya,
b     Variance Inflation Factor (VIF)
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/tolerance). Nilai cutoff  yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.01 atau sama dengan VIF>10.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkannya dengan nilai tolerance dan VIF. Masing-masing variabel bebas dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0.01. Jika dilihat dari VIFnya, bahwa masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10. Dengan demikian tidak terjadi gajala multikolinearitas dalam variabel bebasnya.
3.   Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya0. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson (DW) pada buku statistik relevan.
Tabel 4.5
Model Summary(b)
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
.746(a)
.557
.536
.38482
2.015
Dari tabel Durbin-Watson dapat dilihat bahwa untuk jumlah sampel sebanyak (N)=113, dan variabel bebas 5 maka dapat ditentukan berdasarkan tabel Durbin-Watson yaitu:
Dl= 1.441
Du= 1.647 
Maka nilai D-W diantara 4-Du>DW>Dl yaitu 2.353>2.015>1.441 maka Ho diterima sehingga tidak terdapat autokorelasi pada model regresi.
4.   Uji Heterokedasitas
Ghozali (2005:105) Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedasitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas adalah dengan melihat grafik scatterplott yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS.
arkan h





B.  Pengujian Hipotesis
       Untuk menguji Hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program statistik, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
                                                  Tabel 4.6
                                                             Model Summary(b)

Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1
.746(a)
.557
.536
.38482
2.015
         a  Predictors: (Constant), LNG_S, LNT_O, LNCR, LNDOL, LNROI
         b  Dependent Variable: LNDAR

       Sumber:Output SPSS, diolah penulis, 2008
Pada model summary di atas dapat dilihat hasil analisis regresi secara kesuluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0.746 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara struktur modal (dependen) dengan Tangibility Of Asset, Return On Investment, Degree Of Operating Leverage, Current Ratio, dan Growth Sales. Mempunyai hubungan yang erat sebesar 74,6%.
       Nilai Adjusted R Square (Adj R2) sebesar 0.536 atau 53,6% mengindikasikan bahwa variasi dari kelima variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 53,6% dan sisanya 47,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
Pengujian hipotesis statistik dilakukan dengan menggunakan:



1.      Uji t (t-test)
       Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut:
H0:b1,b2,b3,b4,b5,b6 = 0, artinya Tangibility Of Asset, Return On Investment, Degree Of    Operating Leverage, Current Ratio, dan Growth Sales secara parsial tidak mempunyai pengaruh  yang signifikan terhadap  debt to asset ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Ha : b1,b2,b3,b4,b5,b6 = o, artinya Tangibility Of Asset, Return On Investment, Degree Of    Operating Leverage, Current Ratio, dan Growth Sales secara parsial mempunyai pengaruh  yang signifikan terhadap  debt to asset ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

                                                      Coefficients(a)

  





Model

Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
B
Std. Error
1
(Constant)
-.352
.092

-3.825
.000
LNROI
-.071
.028
-.178
-2.535
.013
LNT_O
-.099
.064
-.109
-1.561
.121
LNDOL
.043
.020
.148
2.116
.037
LNCR
-.468
.048
-.662
-9.648
.000
LNG_S
.118
.034
.236
3.448
.001
a  Dependent Variable: LNDAR

 Dari tabel 4.7 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
 LNDAR= -0.352 -0.099LNT_O -0.71LNROI +0.043LNDOL -0.468LNC_R +0.118LNG_S
Dari hasil pengujian diatas akan dijelaskan pengaruh variabel independen secara satu persatu   (parsial)
a  Pengaruh tangibiliy of asset terhadap debt to asset ratio
Hasil analisis uji t untuk variabel tangibiliy of asset mendapatkan bahwa nilai t  sebesar            -1.561 dengan signifikansi sebesar 0.121 karena signifikansi t lebih besar dari 0.05 (P>0.05) maka dapat disimpulkan Ho diterima. Hal ini berarti bahwa variabel tangibility of asset  secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa tangibility of asset berpengaruh secara parsial terhadap debt to asset ratio.
b  Pengaruh tangibiliy of asset terhadap debt to asset ratio
Hasil analisis uji t untuk variabel return on investment mendapatkan bahwa nilai t  sebesar          -2.535 dengan signifikansi sebesar 0.013 karena signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (P<0.05) maka dapat disimpulkan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel return on investment  secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa return on investment  berpengaruh secara parsial terhadap debt to asset ratio.


c   Pengaruh degree of operating leverage terhadap debt to asset ratio
Hasil analisis uji t untuk variabel degree of operating leverage mendapatkan bahwa nilai t  sebesar 2.116 dengan signifikansi sebesar 0.037 karena signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (P<0.05) maka dapat disimpulkan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel degree of operating leverage secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa degree of operating leverage  berpengaruh secara parsial terhadap debt to asset ratio.
d  Pengaruh current ratio terhadap debt to asset ratio
Hasil analisis uji t untuk variabel current ratio  mendapatkan bahwa nilai t  sebesar -9.648 dengan signifikansi sebesar 0.000 karena signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (P<0.05) maka dapat disimpulkan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel current ratio secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa current ratio  berpengaruh secara parsial terhadap debt to asset ratio.
e  Pengaruh growth sales terhadap debt to asset ratio
 Hasil analisis uji t untuk variabel growth sales  mendapatkan bahwa nilai t  sebesar 3.448 dengan signifikansi sebesar 0.001 karena signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (P<0.05) maka dapat disimpulkan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel growth sales secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa growth sales  berpengaruh secara parsial terhadap debt to asset ratio.
2. Uji F (Anova)
       Uji F digunakan untuk menguji hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel independent. Hipotesa untuk uji F adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh antara variabel tangibility of asset, return on investment, degree of operating leverage, current ratio dan growth sales secara bersamaan terhadap debt to asset ratio.
Ha : Ada pengaruh antara variabel tangibility of asset, return on investment, degree of    operating leverage, current ratio dan growth sales secara bersamaan terhadap debt to asset ratio.
Dari hasil pengujian tersebut secara keseluruhan dapat diperoleh hasil seperti pada tabel 4.7 bahwa nila P-value dari F atau tingkat signifikasi adalah sebesar 0.000a < α = 5%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak (Ha diterima). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan demikian ada pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel tangibility of asset, retuen on investment, degree of operating leverage, current ratio, dan growth sales secara bersama terhadap debt to asset ratio.
C.  PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hasil pengujian secara individual (parsial) diketahui bahwa variabel return on investment, degree of operating leverage, current ratio dan growth sales memiliki pengaruh yang signifikan terhadap debt to tottal aset ratio, hanya variabel tangibility of asset yang tidak berpengaruh signifikan terhadap debt to tottal aset ratio pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini didukung dari nilai R square 0.536 yang mengindikasikan bahwa kelima variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel independen sebesar 53,6%. Sedangkan sisanya sebesar 47.4 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sedang.
Variabel tangibility of asset tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan apabila diuji secara parsial. Hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan penilitian yang dilakukan oleh Arie Cristianti(2006) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara tangibility of asset  dengan leverage dalam pemenuhan struktur modalnya dalam kaitannya dengan POT  dan STO, juga penelitian yang dilakukan oleh Januarino dan arief yang menyatakan bahwa tangibility of asset berpengaruh secara signifikan apabila diuji secara parsial terhadap struktur modal perusahaan. Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa perusahaan yang struktur aktivanya memiliki jumlah aktiva lancar yang lebih besar dari aktiva tetap maka perusahaan tersebut cenderung untuk menggunakan modal pinjaman dibanding dengan modal sendiri. Perbedaan pengujian tersebut dapat memberikan masukan bahwa kondisi perekonomian indonesia yang fluktuatif mempengaruhi persepsi investor terhadap struktur aktiva perusahaan. Peusahaan tidak dapat memberikan jaminan yang memadai terhadap sumber pendanaannya jika dibandingkan dengan struktur aktiva yang terdapat dalam neraca perusahaan. Return on investment secara parsial mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaa. Investor memandang tingkat profitabilitas perusahaan yang dilihat dari tingkat pengembalian atas investasi yang diberikan. Semakin besar ROI maka semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan sumber pendanaan perusahaan. Current ratio berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat CR yang baik akan mudah untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor guna memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan. Degree of operating leverage memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini sesuai dengan pandangan dari Brigham dan Houston (2001) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki leverage operasi lebih kecil dapat menggunakan leverage keuangan yang besar dalam pemenuhan kegiatan pendanaannya.  Growth sales memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan dengan tingkat penjualan yang meningkat mudah mendapatkan sumber pembiayaaan eksternal baik dari kreditor maupun investor.
       Pengujian yang dilakukan secara simultan menunjukkan variabel return on investment, degree of operating leverage, current ratio, growth sales dan tangibility of asset berpangaruh terhadap debt to total aset. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai F test sebesar  26.912 dengan signifikansi sebesar 0.000a yang tidak lebih besar sebesar 0.05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dan  Arief Susteyo (2006)  yang menyaakan bahwa tangibility ng of asset, return on investment, degree of operating leverage, current ratio, dan growth sales secara simultan mempengaruhi struktur modal perusahaan. 

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Januarino, 2006.”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2000-2003”. Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. 
Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Christianti, Ari, 2006. “Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta: Hipotesis Static Trade Off atau Pecking Order Theory”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan.
Erlina, 2008. Pengaruh Set Kesempatan Investasi terhadap Nilai Perusahaan, Edisi Pertama, USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hanafi, M Mamduh, 2004. Manajemen Keuangan, Edisi 2004/2005, BPFE, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standart Akuntansi Keuangan (per 1 September 2007), Salemba Empat, Jakarta.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Mayangsari, Sekar, 2001. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pendanaan Perusahaan: Pengujian Pecking Order Hypothesis”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Vol. 1, No.3, Desember, hal. 1-26.
Reeve Fess, Warren,2003. Pengantar Akuntansi, Edisi Kedua Puluh Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989. Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi, LP3ES, Jakarta.
Surhayadi, dan Purwanto S.K, 2004. Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.
Sundjaja, Ridwan S dan Inge Barlian, 2003. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, PT. Intan Sejati, Klaten.
Susteyo, Arief, 2006. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat di BEJ tahun 2000-2003, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. 
Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Van Horne, James C., dan John M. Waschowicz, Jr, 1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Alih Bahasa Heru Sutejo, Salemba Empat, Jakarta.
Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi ketiga, Bayumedia Publishing, Malang.
Wild, John J., K.R.Subramayam dan Robert F.Halsey, 2005. Financial Statement Analysis:Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedelapan, Alih Bahasa Yanivi S.Bachtiar, dan S.Nurwahyu Harahap, Salemba Empat, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar