Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun
2005-2007
Sony Abimanyu Tarigan
Fakultas Ekonomi Sumatera Utara
Hasan Sakti Siregar
Fakultas Ekonomi Sumatera Utara
ABSTRACT
The
purpose of this research is to examine the effect of structure of
asset, profitability, operating leverage, likuidity, and growth sales to
capital structure company. This research can explain the decision
making about the source of funds used by the manufacture companies
listed in JSX for period 2005-2007. Those variabels are chosen in
relation to the asumptions of pecking order theory and trade off theory.
The data used are in form of financial ratios from 99 companies during
2005-2007. The statistical methods use in this research are simple
regression and multiple regressions. The result
of this research shows that only structure of asset has insignificant
effect to capital strucuture, whereas profitability, operating leverage,
likuidity and growth sales have significant efect to capital structure.
Keywords: Capital Structure, Pecking Order Theory, Trade off Theory.
I. Pendahuluan
Perkembangan
kondisi perekonomian global yang semakin pesat merupakan suatu
tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan untuk selalu melakukan
penyesuaian terutama dalam hal kebijakan agar perusahaan dapat menjawab
tantangan dan peluang tersebut. Salah satu kebijakan tersebut berkaitan
dengan masalah pendanaan. Pendanaan digunakan oleh perusahaan untuk
membiayai kegiatan baik yang bersifat operasional maupun non
operasional. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat berasal dari
dalam perusahaan (modal sendiri) maupun luar perusahaan (modal asing).
Semakin besar pemenuhan pendanaan yang berasal dari internal perusahaan
maka akan semakin mengurangi ketergantungan perusahaan dengan pihak
luar. Hal tersebut sesuai dengan keputusan pendanaan pecking order theory yang
menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasal
dari internal perusahaan bila dibandingkan dengan pendanaan dari luar
perusahaan. Namun dengan semakin luasnya skala bisnis perusahaan
mengakibatkan sumber pembiayaan internal sering kali tidak mencukupi,
untuk itu perusahaan dituntut untuk mencari sumber pembiayaan lain
selain yang berasal dari internal perusahaan. Menurut Wild, Subramanyam,
dan Hasley (2005) perusahaan mempertimbangkan beberapa hal dalam
mencari pasar keuangan, meliputi jumlah pendanaan yang diperlukan,
sumber pendanaan, waktu pembayaran kembali, dan struktur perjanjian
pendanaan. Pendanaan yang berasal dari eksternal perusahaan merupakan
alternatif selain dari sumber pendanaan internal perusahaan. Pendanaan
yang berasal dari eksternal perusahaan dapat berupa hutang (debt financing) maupun berasal dari penerbitan saham (external equity financing).
Keputusan
pendanaan keuangan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan
perusahaan dalam melakukan aktivitas operasi perusahaan dan juga
terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Sehingga keputusan pendanaan
akan berpengaruh terhadap posisi finansial perusahaan yang berujung pada
nilai perusahaan dimata investor maupun calon investor. Oleh karena itu
manajemen perusahaan maupun kreditur harus
mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah pendanaan
tersebut. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal suatu perusahaan, maka dapat dijadikan sebagai alat evaluasi baik
bagi pihak manajemen perusahaan maupun oleh investor dalam melakukan
suatu keputusan bisnis.
Struktur
modal merupakan suatu cerminan bagaimana kebijakan pendanaan perusahaan
dibuat, hal ini dapat dilihat dari jenis sekuritas yang diterbitkan
oleh perusahaan karena masalah struktur modal memiliki keterkaitan yang
erat dengan kapitalisasi perusahaan. Kebijakan mengenai struktur modal
berkaitan dengan trade off antara resiko
dengan tingkat pengembalian-penambahan hutang. Resiko yang semakin
tinggi akibat membesarnya hutang akan cenderung untuk menurunkan harga
sahamnya, sebaliknya meningkatnya tingkat pengembalian akan meningkatkan
harga saham perusahaan. Struktur modal yang optimal adalah struktur
modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara resiko dengan tingkat
pengembalian sehingga dapat memaksimumkan harga saham perusahaan. Dengan
mengetahui apa dan bagaimana faktor-faktor yang paling mempengaruhi
stuktur modal diperusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia maka dapat membantu manajer perusahaan pada khususnya dalam
membuat suatu keputusan bagaimana seharusnya pemenuhan kebutuhan dana
perusahaan. Kebijakan pemenuhan dana tersebut ditujukan untuk mencapai
struktur modal yang optimal, sehingga tujuan manajemen untuk memakmurkan
pemegang saham dapat tercapai.
Mengingat
keputusan pendanaan merupakan hal yang penting yang secara langsung
dapat mempengaruhi nilai perusahaan, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal perusahaan. Oleh sebab itu, peneliti memilih judul “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2005-2007”
II. Tinjauan Pustaka
A. Teori Struktur Modal
Menurut
Horne dan Waschowicz (1997:11) Kesejahteraan pemegang saham ditunjukkan
oleh harga pasar per saham, yang pada akhirnya merupakan refleksi dari
keputusan investasi, pendanaan dan manajemen aktiva. Struktur modal bagi
pemegang saham dapat memberikan suatu informasi memadai mengenai
bagaimana kepentingan mereka di akomodir oleh perusahaan.
1) Pendekatan Tradisional
Fokus
dalam pendekatan tradisional adalah bagaimana mencapai suatu struktur
modal yang optimal dalam perusahaan. Menurut Brigham dan Houston
(2001:45) Struktur modal yang optimal suatu perusahaan adalah kombinasi
dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan.
Menurut Hanafi (2004:297) Perusahaan dapat melakukan perubahan struktur
modal untuk mencapai struktur modal yang optimal dalam perusahaan.
2) Pendekatan Mogdilliani dan Miller
Menurut
Sundjaja dan Barlian (2003:286) teori tersebut memberi hasil bahwa
teori struktur modal yang optimal didasarkan atas keseimbangan antara
manfaat dan dari pembiayaan dengan pinjaman. Sundjaja mengasumsikan
bahwa manfaat utama dari pembiayaan dengan modal pinjaman adalah
perlakuan pajak dari pemerintah yang mengizinkan bahwa pembayaran bunga
atas pinjaman dapat dikurangi dalam menghitung pendapatan kena pajak.
3) Teori Trade Off
Menurut Brigham dan Houston (2001:34) teori
trade off mengemukakan bahwa perusahaan menyeimbangkan manfaat dari
pendanaan dengan utang dengan suku bunga dan biaya kebrangkutan yang
lebih tinggi. Perusahaan diharuskan mempertimbangkan antara resiko
kebangkrutan antar pembiyaan dengan menggunakan hutang dengan pembiyaan
dengan penerbitan saham. Menurut Horne dan
Waschowicz (1997:215) semakin singkat jadwal maturitas kewajiban hutang
perusahaan semakin besar resiko perusahaan tidak dapat membayar pokok
pinjaman dan bunga sehingga dapat mempengaruhi resiko perusahaan.
4) Pecking Order Theory
Hanafi
(2005:313) menyimpulkan berdasarkan teori tersebut bahwa kebutuhan dana
ditentukan oleh kebutuhan investasi. Perusahaan akan berusaha untuk
memenuhi berdasarkan investasi yang diperlukan, dengan pemenuhan dana
yang berasal dari internal perusahaan.
5) Agency Theory
Menurut Sundjaja dan Berlian (2003:301) masalah
perwakilan timbul bukan saja karena adanya hubungan antara pemilik dan
manajer tetapi juga karena adanya hubungan antara pemilik dengan pemberi
pinjaman. Pemberi pinjaman menyediakan modal bagi perusahaan dengan
maksud untuk dapat memenuhi kebutuhan perusahaan
6) Teori Asimetri: Informasi dan Signalling
Menurut
Sundjaja dan Barlian (2003:315) informasi Asimetri terjadi pada suatu
situasi di mana manajer dari suatu perusahaan memiliki lebih banyak
informasi tentang operasi perusahaan dan prospek masa depan perusahaan
dibandingkan dengan investor.Sedangkan teori signalling menurut Houston
dan Brigham (2001:36) adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen
perusahaan yang memberi suatu petunjuk bagi investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
1) Struktur Aktiva
Menurut
Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk
dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak
utang. Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan suatu
perbandingan antara total hutang jangka panjang perusahaan dengan total
aktiva yang dimiliki. Pengukuran struktur aktiva dapat
dilakukan dengan melihat proporsi aktiva tetap perusahaan terhadap total
aktiva perusahaan secara keseluruhan. Secara matematis dapat
diformulasikan sebagai berikut:
Rasio Tangibility of Asset = Fix Asset 100%
Total Asset
2) Profitabilitas
Rasio
profitablitas menurut Horne dan Waschowicz (1997:135) adalah rasio yang
membandingkan laba dengan penjualan dan investasi. Profitbilias dalam
hal ini diukur dengan membandingkan laba dengan setelah pajak dengan
total asset. Dalam penelitian ini profitabilitas perusahaan diukur dengan menggunakan rasio ROI (Return On Investment)
yang menggambarkan seberapa besar kinerja perusahaan dalam menghasilkan
laba yang dilakukan dengan memaksimalkan struktur modalnya. Rasio
tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:
ROI (Return On Investment) = Nett Profit 100%
Tottal Asset
3) Operating Leverage
Menurut
Hanafi (2004:327) Operating Leverage bisa diartikan sebagai seberapa
besar perusahaan menggunakan beban tetap operasional. Sedangkan menurut Brigham
dan Houston (2001:9) jika sebagian besar dari total biaya perusahaan
adalah biaya tetap maka perusahaan itu dikatakan leverage operasi. Perhitungan operating leverage dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan degree of operating leverage yaitu membandingkan perubahan antara EBIT dengan perubahan penjualan dalam perusahaan. Perhitungan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:
Ebit (t)-Ebit (t-1)
Degree of operating leverage = Ebit (t-1)
Sales(t)-Sales(t-1)
Sales (t)
4) Likuiditas
Analisis
Likuiditas menurut Wild (2005:38) yaitu untuk mengevaluasi kemampuan
pemenuhan kewajiban jangka pendek perusahaan. Dalam penelitian ini untuk
menilai likuiditas perusahaan digunakan rasio lancar yaitu rasio yang
membandingkan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:
Current Ratio(CR) = Current Asset x 100%
Current Liabilities
5) Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan
penjualan berkaitan dengan bagaimana terjadinya stabilitas peningkatan
penjualan kedepan. Menurut Horne (2001:39) Perusahaan dengan penjualan
yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman
dan menanggung beban yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan
yang penjualannya tidak stabil. Pertumbuhan penjualan
dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan penjualan dari satu
periode keperiode berikutnya. Pertumbuhan penjualan dapat diformulasikan
sebagai berikut:
Growth Sales = Sales (t)-Sales (t- 1)
Sales (t-1)
C. Kerangka Konseptual
Tangibility of asset
merupakan gambaran struktur aktiva dalam suatu perusahaan yang
merupakan komposisi perbandingan antara jenis-jenis aktiva perusahaan.
Perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan jumlah aktiva tetap
perusahaan memiliki dampak terhadap struktur modal perusahaan. Menurut
Birgham Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk
dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak
hutang. Teori ini mengemukakan bahwa perusahaan yang sebagian besar
aktivanya terdiri dari aktiva lancar akan cenderung menggunakan hutang
sedangkan perusahaan yang jumlah aktiva tetapnya lebih banyak akan cenderung untuk menggunakan modal sendiri. Return On Investment
menjelaskan tingkat pengembalian yang didapat dari investasi yang
ditanamkan oleh perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian yang
didapat oleh perusahaan dari investasi yang ditanamkan maka penggunaan
hutang perusahaan relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi
terhadap investasi yang ditanamkan oleh perusahaan memungkinkan
perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaannya menggunkan dana
internal perusahaan yang berasal dari tingkat pengembalian atas investasi tersebut. Degree of Operating Leverage,
menurut Warsono (2003:213) analisis leverage operasi digunakan untuk
melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menggunakan biaya
operasi tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan
terhadap pendapatan sebelum bunga dan pajak. Perusahaan yang memiliki
jumlah leverage operasi yang besar maka akan memiliki resiko bisnis
yang tinggi akibat pengaruh yang sensitif dari fluktuasi penjualan.
Leverage operasi perusahaan yang kecil akan mengakibatkan leverage
keuangan yang besar, karena kreditor cenderung memberikan pinjaman bagi
perusahaan yang memiliki resiko bisnis yang kecil. Current Ratio merupakan salah satu rasio keuangan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Current Ratio
menggambarkan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar
perusahaan. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin baik
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Perusahaan dituntut untuk membuat rasio likuiditas perusahaan bagus baik
dimata investor maupun kreditur. Rasio likuiditas yang baik membuat
suatu jaminann bagi investor untuk melakukan investasi diperusahaan
tersebut sehingga dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan. Growth Sales, menurut
Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan dengan penjualan yang relatif
stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung
beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
penjualannya tidak stabil. Kinerja perusahaan dapat dilihat tingkat
pertumbuhan penjualan yang relatif stabil dari tiap-tiap periode, dengan
stabilnya tingkat pertumbuhan penjualan maka perusahaan tidak mengalami
kesulitan dalam memperoleh pinjaman untuk memenuhi kegiatan
pendanaannya baik dari investor maupun kreditor.
D. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan
perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dari
penelitian ini adalah sebagai berikut: Struktur Aktiva (Tanggiblity of Asset), Profitablitas (Profitability), Operating Leverage, Likuiditas, dan Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales) berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal perusahaan baik secara simultan maupun parsial.
III. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian
yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel
lain”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Jakarta selama tiga tahun berturut-turut yaitu: 2005, 2006 dan 2007. Dimana perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dipublikasikan didalam Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama tahun 2005, 2006 dan 2007. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penarikan sampel acak terstruktur (stratified random sampling). Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004:328) stratified random sampling
yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan membagi anggota populasi
dalam beberapa subkelompok yang disebut strata, lalu suatu sampel
dipilih dari masing-masing stratum. Pengambilan sampel dari tiap-tiap
stratum menggunakan teknik proporsional. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu
data yang berbentuk angka. Data ini merupakan data sekunder yaitu data
yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Pada
penelitian ini data sekunder didapat dari dalam bentuk dokumentasi yaitu
data yang diterbitkan oleh pihak-pihak berkompeten melalui data laporan
keuangan yang rutin diterbitkan setiap tahunnya dalam bentuk cetakan (ICMD) maupun dwonload internet. Data-data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian:
1. informasi mengenai total aktiva perusahaan,
2. informasi mengenai jumlah aktiva tetap perusahaan,
3. informasi mengenai ROI perusahaan,
4. informasi mengenai total penjualan perusahaan,
5. informasi mengenai EBIT perusahaan,
6. informasi mengenai likuiditas perusahaan,
7. informasi mengenai jumlah kewajiban perusahaan.
IV. Analisis Hasil Penelitian
A. Pengujian Aumsi Klasik
Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode Ordinary Least Square
(OLS) adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian
bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator/BLUE).
1. Uji Normalitas
Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
penggangu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, dengan
membuat hipotesa sebagai berikut:
Ho : data residual terdistribusi normal
Ha: data residual terdistribusi tidak normal
Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov(K-S) dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak, dengan membuat hipotesis sebagai berikut:
H0: data terdistribusi normal
Ha: data residual terdistribusi tidak normal.
Penulis melakukan transformasi data untuk melihat kenormalan data penelitian.
Setelah dilakukan transformasi data maka hasil uji Kolmogorov-Smirnov
seperti terlihat dalam tabel 4.3 menunjukkan nilai Asymp.Sig (2-tailed)
lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.225 maka H0 diterima dan data
berdistribusi normal.
2. Uji Multikolineritas
Menurut Ghozali (2005:91)Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari:
a nilai tolerance dan lawannya,
b Variance Inflation Factor (VIF)
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.01 atau sama dengan VIF>10.
Berdasarkan
tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari
adanya multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkannya
dengan nilai tolerance dan VIF. Masing-masing variabel bebas dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance
yang lebih besar dari 0.01. Jika dilihat dari VIFnya, bahwa
masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 10. Dengan demikian tidak
terjadi gajala multikolinearitas dalam variabel bebasnya.
3. Uji Autokorelasi
Uji
ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
periode t-1 (sebelumnya0. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi
masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson
(DW) pada buku statistik relevan.
Tabel 4.5
Model Summary(b)
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Durbin-Watson
|
1
|
.746(a)
|
.557
|
.536
|
.38482
|
2.015
|
Dari
tabel Durbin-Watson dapat dilihat bahwa untuk jumlah sampel sebanyak
(N)=113, dan variabel bebas 5 maka dapat ditentukan berdasarkan tabel
Durbin-Watson yaitu:
Dl= 1.441
Du= 1.647
Maka nilai D-W diantara 4-Du>DW>Dl yaitu 2.353>2.015>1.441 maka Ho diterima sehingga tidak terdapat autokorelasi pada model regresi.
4. Uji Heterokedasitas
Ghozali
(2005:105) Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heterokedasitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala
heterokedasitas adalah dengan melihat grafik scatterplott yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS.
arkan h
B. Pengujian Hipotesis
Untuk
menguji Hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program statistik,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Model Summary(b)
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Durbin-Watson
|
1
|
.746(a)
|
.557
|
.536
|
.38482
|
2.015
|
a Predictors: (Constant), LNG_S, LNT_O, LNCR, LNDOL, LNROI
b Dependent Variable: LNDAR
Sumber:Output SPSS, diolah penulis, 2008
Pada model summary
di atas dapat dilihat hasil analisis regresi secara kesuluruhan
menunjukkan nilai R sebesar 0.746 menunjukkan bahwa korelasi atau
hubungan antara struktur modal (dependen) dengan Tangibility Of Asset, Return On Investment, Degree Of Operating Leverage, Current Ratio, dan Growth Sales. Mempunyai hubungan yang erat sebesar 74,6%.
Nilai Adjusted R Square (Adj R2)
sebesar 0.536 atau 53,6% mengindikasikan bahwa variasi dari kelima
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 53,6%
dan sisanya 47,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
Pengujian hipotesis statistik dilakukan dengan menggunakan:
1. Uji t (t-test)
Uji
t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu). Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut:
H0:b1,b2,b3,b4,b5,b6 = 0, artinya Tangibility Of Asset, Return On Investment, Degree Of Operating Leverage, Current Ratio, dan Growth Sales secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap debt to asset ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Ha : b1,b2,b3,b4,b5,b6 = o, artinya Tangibility Of Asset, Return On Investment, Degree Of Operating Leverage, Current Ratio, dan Growth Sales secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap debt to asset ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Coefficients(a)
Model
|
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
T
|
Sig.
|
|
B |
Std. Error
|
Beta
|
B
|
Std. Error
|
||
1
|
(Constant)
|
-.352
|
.092
|
|
-3.825
|
.000
|
LNROI |
-.071
|
.028
|
-.178
|
-2.535
|
.013
|
|
LNT_O |
-.099
|
.064
|
-.109
|
-1.561
|
.121
|
|
LNDOL |
.043
|
.020
|
.148
|
2.116
|
.037
|
|
LNCR |
-.468
|
.048
|
-.662
|
-9.648
|
.000
|
|
LNG_S |
.118
|
.034
|
.236
|
3.448
|
.001
|
a Dependent Variable: LNDAR
Dari tabel 4.7 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut:
LNDAR= -0.352 -0.099LNT_O -0.71LNROI +0.043LNDOL -0.468LNC_R +0.118LNG_S
Dari hasil pengujian diatas akan dijelaskan pengaruh variabel independen secara satu persatu (parsial)
a Pengaruh tangibiliy of asset terhadap debt to asset ratio
Hasil analisis uji t untuk variabel tangibiliy of asset mendapatkan bahwa nilai t sebesar -1.561 dengan signifikansi sebesar 0.121 karena signifikansi t lebih besar dari 0.05 (P>0.05) maka dapat disimpulkan Ho diterima. Hal ini berarti bahwa variabel tangibility of asset secara
parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini
tidak mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa tangibility of asset berpengaruh secara parsial terhadap debt to asset ratio.
b Pengaruh tangibiliy of asset terhadap debt to asset ratio
Hasil analisis uji t untuk variabel return on investment mendapatkan bahwa nilai t sebesar -2.535 dengan signifikansi sebesar 0.013 karena signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (P<0.05) maka dapat disimpulkan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel return on investment secara
parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa return on investment berpengaruh secara parsial terhadap debt to asset ratio.
c Pengaruh degree of operating leverage terhadap debt to asset ratio
Hasil analisis uji t untuk variabel degree of operating leverage mendapatkan bahwa nilai t sebesar 2.116 dengan signifikansi sebesar 0.037 karena signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (P<0.05) maka dapat disimpulkan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel degree of operating leverage secara
parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa degree of operating leverage berpengaruh secara parsial terhadap debt to asset ratio.
d Pengaruh current ratio terhadap debt to asset ratio
Hasil analisis uji t untuk variabel current ratio mendapatkan bahwa nilai t sebesar -9.648 dengan signifikansi sebesar 0.000 karena signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (P<0.05) maka dapat disimpulkan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel current ratio secara
parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa current ratio berpengaruh secara parsial terhadap debt to asset ratio.
e Pengaruh growth sales terhadap debt to asset ratio
Hasil analisis uji t untuk variabel growth sales mendapatkan bahwa nilai t sebesar 3.448 dengan signifikansi sebesar 0.001 karena signifikansi t lebih kecil dari 0.05 (P<0.05) maka dapat disimpulkan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel growth sales secara
parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini mendukung
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa growth sales berpengaruh secara parsial terhadap debt to asset ratio.
2. Uji F (Anova)
Uji F digunakan untuk menguji hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel independent. Hipotesa untuk uji F adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh antara variabel tangibility of asset, return on investment, degree of operating leverage, current ratio dan growth sales secara bersamaan terhadap debt to asset ratio.
Ha : Ada pengaruh antara variabel tangibility of asset, return on investment, degree of operating leverage, current ratio dan growth sales secara bersamaan terhadap debt to asset ratio.
Dari
hasil pengujian tersebut secara keseluruhan dapat diperoleh hasil
seperti pada tabel 4.7 bahwa nila P-value dari F atau tingkat
signifikasi adalah sebesar 0.000a < α = 5%. Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak (Ha diterima). Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Dengan demikian ada pengaruh yang signifikan antara
variabel-variabel tangibility of asset, retuen on investment, degree of
operating leverage, current ratio, dan growth sales secara bersama
terhadap debt to asset ratio.
C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hasil pengujian secara individual (parsial) diketahui bahwa variabel return on investment, degree of operating leverage, current ratio dan growth sales memiliki pengaruh yang signifikan terhadap debt to tottal aset ratio, hanya variabel tangibility of asset yang tidak berpengaruh signifikan terhadap debt to tottal aset ratio
pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini didukung dari nilai R square
0.536 yang mengindikasikan bahwa kelima variabel independen tersebut
dapat menjelaskan variabel independen sebesar 53,6%. Sedangkan sisanya
sebesar 47.4 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sedang.
Variabel tangibility of asset tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan apabila
diuji secara parsial. Hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan
penilitian yang dilakukan oleh Arie Cristianti(2006) yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh negatif antara tangibility of asset dengan leverage dalam pemenuhan struktur modalnya dalam kaitannya dengan POT dan STO, juga penelitian yang dilakukan oleh Januarino dan arief yang menyatakan bahwa tangibility of asset berpengaruh
secara signifikan apabila diuji secara parsial terhadap struktur modal
perusahaan. Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa perusahaan yang
struktur aktivanya memiliki jumlah aktiva lancar yang lebih besar dari
aktiva tetap maka perusahaan tersebut cenderung untuk menggunakan modal
pinjaman dibanding dengan modal sendiri. Perbedaan pengujian tersebut
dapat memberikan masukan bahwa kondisi perekonomian indonesia yang
fluktuatif mempengaruhi persepsi investor terhadap struktur aktiva
perusahaan. Peusahaan tidak dapat memberikan jaminan yang memadai
terhadap sumber pendanaannya jika dibandingkan dengan struktur aktiva
yang terdapat dalam neraca perusahaan. Return on investment secara
parsial mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaa. Investor
memandang tingkat profitabilitas perusahaan yang dilihat dari tingkat
pengembalian atas investasi yang diberikan. Semakin besar ROI maka
semakin besar peluang perusahaan dalam mendapatkan sumber pendanaan
perusahaan. Current ratio berpengaruh secara signifikan
terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat CR
yang baik akan mudah untuk mendapatkan pinjaman dari kreditor guna
memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan. Degree of operating leverage memiliki
pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap struktur modal
perusahaan. Hal ini sesuai dengan pandangan dari Brigham dan Houston
(2001) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki leverage operasi
lebih kecil dapat menggunakan leverage keuangan yang besar dalam
pemenuhan kegiatan pendanaannya. Growth sales
memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap struktur modal
perusahaan. Perusahaan dengan tingkat penjualan yang meningkat mudah
mendapatkan sumber pembiayaaan eksternal baik dari kreditor maupun
investor.
Pengujian yang dilakukan secara simultan menunjukkan variabel return on investment, degree of operating leverage, current ratio, growth sales dan tangibility of asset berpangaruh terhadap debt to total aset. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai F test sebesar 26.912 dengan signifikansi sebesar 0.000a yang tidak lebih besar sebesar 0.05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dan Arief Susteyo (2006) yang menyaakan bahwa tangibility ng of asset, return on investment, degree of operating leverage, current ratio, dan growth sales secara simultan mempengaruhi struktur modal perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya,
Januarino, 2006.”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2000-2003”. Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Brigham, Eugene F, dan Joel F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Christianti,
Ari, 2006. “Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta: Hipotesis Static Trade Off atau
Pecking Order Theory”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan.
Erlina, 2008. Pengaruh Set Kesempatan Investasi terhadap Nilai Perusahaan, Edisi Pertama, USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hanafi, M Mamduh, 2004. Manajemen Keuangan, Edisi 2004/2005, BPFE, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standart Akuntansi Keuangan (per 1 September 2007), Salemba Empat, Jakarta.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Mayangsari,
Sekar, 2001. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Pendanaan Perusahaan: Pengujian Pecking Order Hypothesis”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Vol. 1, No.3, Desember, hal. 1-26.
Reeve Fess, Warren,2003. Pengantar Akuntansi, Edisi Kedua Puluh Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989. Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi, LP3ES, Jakarta.
Surhayadi, dan Purwanto S.K, 2004. Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.
Sundjaja, Ridwan S dan Inge Barlian, 2003. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, PT. Intan Sejati, Klaten.
Susteyo,
Arief, 2006. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat di BEJ tahun 2000-2003, Skripsi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Van Horne, James C., dan John M. Waschowicz, Jr, 1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Alih Bahasa Heru Sutejo, Salemba Empat, Jakarta.
Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi ketiga, Bayumedia Publishing, Malang.
Wild, John J., K.R.Subramayam dan Robert F.Halsey, 2005. Financial Statement Analysis:Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedelapan, Alih Bahasa Yanivi S.Bachtiar, dan S.Nurwahyu Harahap, Salemba Empat, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar